Makna Generasi Sandwich, Dampak dan Karakteristiknya di Indonesia

Ayovacsindinkeskdi.id – Istilah sandwich generation mungkin sudah tidak asing lagi di telinga, apa ya pengertian sandwich generation Sebenarnya?

Baru-baru ini, istilah berita Hal ini sering dijumpai pada caption atau kolom komentar warga TikTok, Twitter, dan Instagram.

Konten video yang membahas tentang sandwich generation yang terjadi di Indonesia beredar di media sosial.

Sebagian besar netizen sudah memahami arti dari sandwich generation, namun ada juga yang masih bingung dengan arti dari istilah ini.

Ayovacsindinkeskdi akan memberikan penjelasan mengenai pengertian sandwich generation, dampak dari sandwich generation dan ciri-ciri dari sandwich generation.

Pengertian Generasi Sandwich

Generasi sandwich ini digambarkan sebagai seseorang yang memiliki tanggung jawab penuh untuk menafkahi keluarganya, mulai dari orang tua, adik atau kakaknya.

Orang-orang yang termasuk dalam generasi sandwich juga dikenal sebagai tulang punggung keluarga.

Orang-orang generasi sandwich memiliki peran ganda, untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya.

Posisi yang berada di antara generasi sebelum dan sesudahnya seperti roti isi atau sandwich yang diapit di antara keju, sayuran, dan daging.

Roti lapis ini dianalogikan orang tua berada di atas, sedangkan roti bawah adalah anak.

Generasi sandwich ada di tengah, terjepit di antara orang tua dan anak/saudara/saudara perempuan, yang mengharuskan mereka bertanggung jawab atas dua roti atas dan bawah.

Karakteristik Generasi Sandwich di Indonesia

Generasi Sandwich Tradisional atau Generasi Sandwich Tradisional

Orang yang termasuk dalam kategori ini adalah orang dewasa yang berusia 40-50 tahun.

Mereka tidak hanya harus menanggung keuangan untuk diri mereka sendiri, mereka juga harus menghidupi anak-anak mereka kepada orang tua lanjut usia.

Tidak mudah untuk melepaskan diri dari generasi sandwich, tetapi Anda dapat memutus rantai tersebut dengan membekali anak-anak dengan pendidikan finansial dan menyiapkan dana pensiun.

The Generation Sandwich Club atau The Club Sandwich Generation

Yang termasuk dalam kategori ini agak lebih sulit daripada yang pertama. Generasi ini terdiri dari orang dewasa berusia 30-60 tahun yang sebagian besar diapit oleh keluarga.

Mereka diapit oleh orang tua, anak, cucu, hingga nenek dan kakeknya.

Jumlah tanggungan yang besar membuat mereka berisiko menderita secara emosional dan fisik.

Selain itu, mereka juga rentan mengalami depresi, tidak mampu berpikir sendiri, dan mengelola pekerjaan.

Generasi Sandwich Berwajah Terbuka

Berbeda dengan dua kategori sebelumnya, kategori ini mencakup orang-orang yang ikut merawat lansia dan belum menikah.

Bahkan generasi milenial dan Gen Z termasuk dalam kategori ini.

Banyak anak muda usia 20-30 tahun yang menjadi tulang punggung keluarga, untuk menghidupi orang tua atau saudaranya.

Sehingga mereka tidak dapat menikmati masa mudanya dengan baik, karena harus memikirkan ekonomi keluarga setiap saat.

Apa dampak dari Generasi Sandwich?

Menjadi generasi sandwich memang tidak mudah, karena kamu selalu menemui kesulitan yang bisa membuatmu depresi.

Kesempatan untuk membuat dirinya tenang dan bahagia sangat kecil, karena pikirannya dipenuhi dengan tanggung jawab terhadap keluarga.

Berikut dampak dari Generasi Sandwich, dilansir dari berbagai sumber:

1. Stres hingga Depresi

Generasi sandwich sangat rentan terhadap stres dan depresi. Kesehatan mental generasi sandwich akan menderita.

Pasalnya, mereka terus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya.

Generasi ini bisa dibilang buruk karena membuat mereka tidak bisa memikirkan kebahagiaannya sendiri, dan lebih mementingkan orang lain.

Banyak orang yang tidak bisa bermimpi pergi berlibur untuk menjernihkan pikiran untuk mewujudkan keinginannya, dan malah lebih terpaku pada keluarganya.

Hal ini membuat mereka stres hingga depresi.

2. Kelelahan di Tempat Kerja

Harus bekerja lembur karena tanggungan yang banyak, sehingga tidak memiliki waktu istirahat karena tanggungan yang banyak.

Akhirnya bekerja tanpa mengenal waktu untuk mengumpulkan uang. Hal ini dapat membuat mereka kehilangan waktu istirahat yang memicu kelelahan ekstrim.

Dan bisa memicu burnout di tempat kerja. Anda akan terus merasa lelah sepanjang waktu, emosi tidak stabil, sulit berkonsentrasi sehingga tidak memiliki motivasi untuk bekerja.

3. Tidak Puas dan Selalu Merasa Bersalah

Mereka akan selalu merasa bersalah dan tidak pernah puas dengan apa yang mereka hasilkan, meskipun usaha sudah maksimal.

Perasaan tersebut muncul ketika kebutuhan keluarga tidak dapat terpenuhi secara optimal.

Akan lebih parah jika merasa gagal memenuhi harapan keluarga, terutama orang tua dan anak.

Jika ini terus berlanjut, kesehatan mental generasi sandwich akan terganggu.

4. Mudah Khawatir

Selain itu, mereka juga memiliki perasaan yang sangat mudah khawatir atau terlalu khawatir.

Kekhawatiran itu adalah ketakutan tidak bisa memberikan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau anak atau saudara.

Ini bisa menjadi bom waktu jika dibiarkan terus. Oleh karena itu, perasaan perlu diungkapkan untuk mengurangi beban pikiran.

Anda bisa menceritakan uneg yang ada di pikiran dan hati Anda kepada orang yang dipercaya. Maka mulailah berpikir positif setiap hari.

Demikian penjelasannya pengertian sandwich generation. Semoga membantu.

Baca juga: