China Bergantung pada Batu Bara untuk Keamanan Energi

Berita Gencil – VOA – Badan perencanaan pembangunan China pada Minggu (5/3) menekankan peran batu bara yang lebih besar dalam pasokan listrik negara itu. Badan tersebut mengatakan energi fosil akan digunakan untuk meningkatkan keandalan dan ketahanan sistem energi China.

Naiknya harga energi global setelah invasi Rusia ke Ukraina dan gangguan pasokan domestik mendorong Beijing untuk meningkatkan fokusnya pada keamanan energi dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut data Biro Statistik Nasional China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu menggunakan batu bara sebesar 56,2 persen sebagai sumber energi utama untuk menghasilkan listrik.

Fluktuasi produksi listrik dari energi terbarukan mendorong pengambil kebijakan untuk mengandalkan pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) guna memperkuat pasokan listrik untuk beban puncak (beban dasar).

Cerobong asap pembangkit listrik tenaga batu bara terlihat di belakang patung singa di Shanghai, China 21 Oktober 2021. (Foto: REUTERS/Aly Song)

“Kami akan memperkuat peran mendukung basis batu bara (dan) mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi batu bara pada tingkat lanjut sambil memastikan keamanan,” kata Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) dalam laporan pertemuan tahunan parlemen.

China telah menyetujui pembangunan PLTU dengan total kapasitas pembangkitan sebesar 106 gigawatt (GW) tahun lalu, empat kali lebih besar dari tahun sebelumnya. Kapasitas ini juga yang tertinggi sejak 2015 didorong oleh pertimbangan ketahanan energi, menurut sebuah penelitian pekan lalu.

Sekitar 50GW sedang dibangun.

“Narasi keamanan energi masih kuat,” kata Li Shuo, penasihat kebijakan Greenpeace China.

“Hal itu memberikan dorongan bagi sektor batu bara China yang terlihat dari pemberian izin pembangunan pembangkit listrik di seluruh negeri,” ujarnya.

NDRC juga menekankan pentingnya peningkatan pasokan minyak dan gas dalam negeri.

Terlepas dari strategi untuk meningkatkan penggunaan gas alam sebagai bahan bakar transisi untuk mencapai target netral karbon pada tahun 2060, China mengerem kampanye agresif pada tahun 2017 untuk mengganti batu bara dengan gas.

Khawatir tentang kekurangan gas karena harga global yang tinggi, badan perencanaan bertekad untuk “memantau dengan cermat perkembangan proyek untuk menggantikan batu bara dengan gas.”

China mengimpor 40 persen konsumsi gas.