Gencil. Berita – Aplikasi Tiktok besutan China disebut merugikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan Project S.
Pasalnya, Project S Tiktok akan menyasar pangsa pasar UMKM Indonesia dengan menjual produknya sendiri yang berasal dari China.
Aplikasi Tiktok sudah mulai menjual produknya sendiri melalui fitur bernama term Ketukan Trendi di Inggris bulan lalu.
Langkah ekspansi TikTok ini disebut-sebut sebagai upaya untuk menyaingi Shein dan Amazon.
Proyek S dipimpin oleh Bob Kang, Kepala e-commerce ByteDance, lapor Kompas.
“Semua produk yang ditampilkan dalam fitur Trendy Beat dikirim dari China. Penjualnya adalah perusahaan yang terdaftar di Singapura, tetapi terdaftar sebagai milik ByteDance,” kata seorang sumber mengutip Kompas (9/7/2023).
Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak, mengatakan fitur baru TikTok ini berbeda dengan fitur sebelumnya.
Bedanya, pada fitur sebelumnya, UMKM Indonesia masih diberi kesempatan untuk berjualan.
Namun, saat ini UMKM lokal akan terpinggirkan karena pemasarannya membidik konsumen dalam negeri.
“Fitur baru TikTok ini berpotensi mengancam produk UMKM lokal di pasar digital domestik. Karena fitur baru TikTok hanya mengutamakan produk UMKM China, maka UMKM Indonesia terpinggirkan,” ujarnya, Sabtu (8/7/2023).
Amin juga menjelaskan potensi ekonomi digital di Indonesia sangat menggiurkan karena bisa mencapai nilai 5.400 triliun per tahun.
Menurutnya, upaya harus dilakukan untuk melindungi UMKM lokal dengan merevisi Permendag Nomor 50 Tahun 2020.
Tak hanya itu, dengan memastikan rencana investasi TikTok di Indonesia untuk melindungi UMKM lokal, tidak akan menjadi ruang masuknya produk impor.
“Karena kalau begini (Project S diimplementasikan di Indonesia), di satu sisi mereka memberikan sedikit penganan untuk UMKM Indonesia, tapi di saat yang sama, mereka secara besar-besaran menarik konsumen Indonesia untuk membeli produk buatan China. Ini ironis, “pungkasnya.